Pagi menjelang siang, sekira pukul 10.00 WIB pagi, Rabu, 02 Maret 2016,nampak sinar matahari sudah mulai terik,terlihat seorang kakek-kakek tua yang sudah berumur kira-kira 60 tahunan,sedang menggembala kambing(angon wedos),sedang duduk-duduk sambil memantau kambing yang sedang memakan rumput, di lahan sawah yang tampak tidak ditanami alias bero,di dekat pagar proyek migas blok cepu.
Ketika itu saya dan Mbah Win menghampiri kakek yang sedang menggembala kambing tersebut, terlihat kakek-kakek yang sudah tua itu memakai caping dari anyaman bambu, untuk menutupi panasnya terik matahari pada pagi menjelang siang itu, Mbah Win bertanya,"sinten Mbah namine? kakek tersebut menjawab,"Syukiran mas?
Masih sambil mengawasi kambing-kambingnya, Mbah Syukiran bercerita banyak tentang sawahnya yang sudah terjual sejak dulu untuk kepentingan proyek migas blok cepu, dahulu dengan harga murah yaitu 15.000/m dan itupun tidak dibelikan sawah lagi melainkan di bagikan kepada anak cucunya,"ungkapnya.
Mbah Syukiran yang asli warga Dusun Ledok Desa Mojodelik ini memiliki anak yang juga bekerja di proyek migas blok cepu sebagai sopir/driver, dulu lulusan STM ungkapnya, sambil tersenyum tipis-tipis.
Dalam kesehariannya Mbah Syukiran menggembala kambing miliknya, dahulu ada 25 ekor tetapi saat ini tinggal 12 ekor, sudah terjual untuk menyambung kebutuhan hidup sehari-hari
Mbah Syukiran berharap anaknya bisa bekerja terus di proyek migas blok cepu, setelah mendengar kontraknya akan berakhir pada bulan 7 mendatang
Ketika itu saya dan Mbah Win menghampiri kakek yang sedang menggembala kambing tersebut, terlihat kakek-kakek yang sudah tua itu memakai caping dari anyaman bambu, untuk menutupi panasnya terik matahari pada pagi menjelang siang itu, Mbah Win bertanya,"sinten Mbah namine? kakek tersebut menjawab,"Syukiran mas?
Masih sambil mengawasi kambing-kambingnya, Mbah Syukiran bercerita banyak tentang sawahnya yang sudah terjual sejak dulu untuk kepentingan proyek migas blok cepu, dahulu dengan harga murah yaitu 15.000/m dan itupun tidak dibelikan sawah lagi melainkan di bagikan kepada anak cucunya,"ungkapnya.
Mbah Syukiran yang asli warga Dusun Ledok Desa Mojodelik ini memiliki anak yang juga bekerja di proyek migas blok cepu sebagai sopir/driver, dulu lulusan STM ungkapnya, sambil tersenyum tipis-tipis.
Dalam kesehariannya Mbah Syukiran menggembala kambing miliknya, dahulu ada 25 ekor tetapi saat ini tinggal 12 ekor, sudah terjual untuk menyambung kebutuhan hidup sehari-hari
Mbah Syukiran berharap anaknya bisa bekerja terus di proyek migas blok cepu, setelah mendengar kontraknya akan berakhir pada bulan 7 mendatang
Seperti inilah gambarana suasana kehidupan di sekitar ladang migas Blok Cepu di Kecamatan Gayam Kabupaten Bojonegoro
BalasHapus