Siang itu, udara di kawasan Gayam nampak begitu panas, padahal waktu baru menunjukkan pukul 10.00 WIB, jalan beraspal dari kejauhan nampak mengeluarkan uapnya, serasa menyengat di kepala hingga terasa panas, banyak orang berlalu lalang di jalan sambil memboncengkan jerami padi dengan sepedah motor hingga terseok-seok kayak seperti kelebihan muatan.
Demi mendapatkan pakan hewan ternak nya para pencari jerami ini rela kepanasan, apalagi juga jarak rumah dengan lokasi mengambil jerami pun sangat begitu jauh, sempat saya bertanya kepada seorang pengambil jerami yang pada saat itu tengah beristirahat sejenak di bawah sebuah pohon yang rimbun tepatnya di pertigaan Dusun Gledekan yang berbatasan dengan Dusun Sogo Desa Mojodelik , karena disitu ada seorang penjual es, dia beristirahat sambil memesan es untuk melepas dahaga, karena teriknya matahari membuat tenggorokan kering karena habis kepanasan, saya sempat bertanya," Saking pundi Pak nak mendet Jerami niku? tanya saya " sambil mengaduk2 es orang tersebut menjawab," Saking Sawen Mas Desa Sumengko,.Nampaknya orang tersebut tidak berasal dari wilayah Gayam dan sekitarnya, dia nampaknya dari desa tetangga mungkin dari wilayah Tambakrejo,"pikirku.
Seperti juga nampak terlihat seorang pengendara sepedah ontel, mengendarai sepedahnya, dengan mengenakan topi caping yang menutupi kepala untuk menghindari panasnya terik matahari pada siang itu, nampaknya bapak setengah tua ini juga akan mengambil jerami pasalnya membawa parit dan tali di belakang sepedah ontelnya, dengan semangatnya mengayuh sepedah ontel tua melewati jalan yang sedikit berlubang itu, nampaknya sangat berhati-hati dan tenang.
Karena demi mendapatkan pakan ternaknya, bagaimanapun akan dilakukan karena mencari rumput di sawah pada saat ini sangat kesulitan, karena dampak musim kemarau yang panjang, dimanapun tempatnya dan jaraknya tak akan dihiraukan akan tetap ditempuh, demi mendapatkan jerami.
Demi mendapatkan pakan hewan ternak nya para pencari jerami ini rela kepanasan, apalagi juga jarak rumah dengan lokasi mengambil jerami pun sangat begitu jauh, sempat saya bertanya kepada seorang pengambil jerami yang pada saat itu tengah beristirahat sejenak di bawah sebuah pohon yang rimbun tepatnya di pertigaan Dusun Gledekan yang berbatasan dengan Dusun Sogo Desa Mojodelik , karena disitu ada seorang penjual es, dia beristirahat sambil memesan es untuk melepas dahaga, karena teriknya matahari membuat tenggorokan kering karena habis kepanasan, saya sempat bertanya," Saking pundi Pak nak mendet Jerami niku? tanya saya " sambil mengaduk2 es orang tersebut menjawab," Saking Sawen Mas Desa Sumengko,.Nampaknya orang tersebut tidak berasal dari wilayah Gayam dan sekitarnya, dia nampaknya dari desa tetangga mungkin dari wilayah Tambakrejo,"pikirku.
Seperti juga nampak terlihat seorang pengendara sepedah ontel, mengendarai sepedahnya, dengan mengenakan topi caping yang menutupi kepala untuk menghindari panasnya terik matahari pada siang itu, nampaknya bapak setengah tua ini juga akan mengambil jerami pasalnya membawa parit dan tali di belakang sepedah ontelnya, dengan semangatnya mengayuh sepedah ontel tua melewati jalan yang sedikit berlubang itu, nampaknya sangat berhati-hati dan tenang.
Karena demi mendapatkan pakan ternaknya, bagaimanapun akan dilakukan karena mencari rumput di sawah pada saat ini sangat kesulitan, karena dampak musim kemarau yang panjang, dimanapun tempatnya dan jaraknya tak akan dihiraukan akan tetap ditempuh, demi mendapatkan jerami.
0 komentar:
Posting Komentar