Layaknya air bersih, kertas merupakan salah satu objek signifikan yang tak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Meskipun demikian, tak banyak dari kita yang mengetahui asal muasal sang lembaran putih ini. Pada tahun 105 Masehi, adalah Tsai Lun, seorang pegawai yang bekerja di Pengadilan Kerajaan Cina semasa pemerintahan Dinasti Han, yang pertama kali menemukan cara pembuatan kertas dengan menggunakan kayu dari pohon murbei. Sampai kemudian pada abad ke-8, kertas telah tersebar ke dunia Arab yang kemudian menjadi titik dasar teknologi produksi massal kertas berkualitas halus dengan menggunakan mesin sederhana.
Seiring laju peradaban manusia, teknologi pembuatan kertas pun terus mengalami penyempurnaan dengan dikembangkannya mesin-mesin canggih, diantaranya oleh Louis-Nicolas Robert dan Saint-Leger Didot dari Perancis serta Henry dan Sealy Fourdrinier dari Inggris. Perkembangan tidak hanya terjadi pada teknik pembuatan kertas, tetapi juga dari sisi bahan dasar pembuatan kertas dengan ditemukannya berbagai jenis pohon lain yang dapat digunakan sebagai alterlatif pohon murbei.
Proses pembuatan kertas diawali dengan pembuatan bubur kertas yang berasal dari pencampuran selulosa komponen struktural utama dinding sel kayu dengan air. Selanjutnya adalah bleaching process, dimana ke dalam campuran bubur kertas dimasukkan bahan pemutih yaitu Klorin (Kaporit) untuk menghasilkan adonan putih dari yang semula berwarna coklat muda, tak ubahnya warna asli kayu. Bubur kertas selanjutnya dituang ke atas ban kain tebal yang merupakan saringan halus dan bergerak secara kontinu. Kemudian ditekan menggunakan bermacam jenis gulungan (roll) yang masing-masing memiliki fungsi mengatur ketebalan, menghaluskan permukaan, dan memberi lapisan film. Setelah mengalami proses pengeringan melalui panel inframerah, kertas yang masih berupa gulungan besar seberat 120 ton kemudian dipotong sesuai dengan ukuran-ukuran yang telah umum terdapat di pasaran dan siap didistribusikan.
Seiring laju peradaban manusia, teknologi pembuatan kertas pun terus mengalami penyempurnaan dengan dikembangkannya mesin-mesin canggih, diantaranya oleh Louis-Nicolas Robert dan Saint-Leger Didot dari Perancis serta Henry dan Sealy Fourdrinier dari Inggris. Perkembangan tidak hanya terjadi pada teknik pembuatan kertas, tetapi juga dari sisi bahan dasar pembuatan kertas dengan ditemukannya berbagai jenis pohon lain yang dapat digunakan sebagai alterlatif pohon murbei.
Proses pembuatan kertas diawali dengan pembuatan bubur kertas yang berasal dari pencampuran selulosa komponen struktural utama dinding sel kayu dengan air. Selanjutnya adalah bleaching process, dimana ke dalam campuran bubur kertas dimasukkan bahan pemutih yaitu Klorin (Kaporit) untuk menghasilkan adonan putih dari yang semula berwarna coklat muda, tak ubahnya warna asli kayu. Bubur kertas selanjutnya dituang ke atas ban kain tebal yang merupakan saringan halus dan bergerak secara kontinu. Kemudian ditekan menggunakan bermacam jenis gulungan (roll) yang masing-masing memiliki fungsi mengatur ketebalan, menghaluskan permukaan, dan memberi lapisan film. Setelah mengalami proses pengeringan melalui panel inframerah, kertas yang masih berupa gulungan besar seberat 120 ton kemudian dipotong sesuai dengan ukuran-ukuran yang telah umum terdapat di pasaran dan siap didistribusikan.
Demikian cuplikan sejarah asal muasal kertas dan pembuatan kertas yang setiap hari kita pakai untuk keperluan surat-menyurat dalam administrasi perkantoran.
Wih baru tahu aku hehehe
BalasHapusnah iku makane tak tulis di blog biar orang yang baca tahu,hehehehe
Hapus